AR dan VR: Teknologi Masa Kini, Pendukung Konser Virtual

AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) adalah dua teknologi yang sedang sangat berkembang. Teknologi ini diiming-imingkan dapat memberikan kemudahan pada hidup manusia dan merupakan masa depan dari kehidupan manusia. Meskipun begitu, masih banyak orang yang belum terlalu mengenal kedua teknologi ini serta perbedaan antara keduanya. Padahal, kedua teknologi ini nyatanya sudah sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari loh!

Walaupun sama-sama memberikan efek virtual, kedua teknologi ini ternyata sangat berbeda. AR adalah teknologi yang menghadirkan benda maya ke dalam lingkungan nyata sedangkan VR adalah teknologi yang membuat pengguna seolah-olah masuk ke dalam lingkungan virtual. Jadi, yang membedakan keduanya adalah bagaimana cara pengguna dapat menikmati dunia virtual tersebut.

Seiring dengan perkembangan AR dan VR, banyak kegunaan dari kedua teknologi ini yang dapat dimanfaatkan. Contohnya pada aplikasi Google Translate. Dengan memanfaatkan teknologi AR, aplikasi ini dapat membantu mendeteksi dan menerjemahkan bahasa yang ingin kita terjemahkan hanya dengan mengarahkan kamera dari gadget ke tulisan tersebut.

Penampilan untuk mengenang Shin Hae Chul dalam NYEL, dimana dengan mengunakan live hologram.

Selain itu, AR dan VR ternyata kini sedang populer digunakan dalam konser-konser virtual. Di saat pandemi Covid-19 melanda dunia di mana semua kegiatan dibatasi untuk mencegah penyebaran virus, teknologi ini dimanfaatkan oleh para manajemen industri hiburan untuk mendukung penyelenggaraan konser secara virtual.  Misalnya seperti yang dilakukan oleh agensi asal Korea Selatan, BigHit Entertainment, dalam konser virtualnya yang bertajuk New Year Eve Live Concert serta Map of The Soul:ONE Concert dan Grup Band Rock asal Amerika Selatan, Halestrom.

Di Konser Map Of The Soul: One, Stage Jin BTS diisi dengan elemen planet, dimana hal tersebut adalah salah satu implementasi dari penggunaan AR dalam konser yang membantu agar stage terlihat menarik bagi penonton.

Dalam konser virtualnya, BigHit sendiri lebih sering menggunakan AR dan memadukannya dengan pengaturan cahaya-cahaya yang menarik sehingga membuat konser tersebut menjadi lebih atraktif. Selain itu, konser tersebut memungkinkan adanya interaksi dua arah secara virtual antara fans dan idolanya. Hal tersebut juga dilakukan oleh Band Halestrom dimana mereka menggunakan teknologi video 360 (serupa VR) yang dapat merekam dalam sudut pandang 360 derajat. Hal ini memungkinkan penonton untuk mengeksplor berbagai sudut dalam video tersebut sehingga membuat penonton merasa seolah-olah diri mereka benar-benar ada di konser tersebut.

Dengan menggunakan kedua teknologi ini, perbedaan yang dirasakan oleh penonton dibandingkan ketika menonton siaran biasanya adalah penonton dapat menikmati konser seolah-olah berada di tempat yang sama dengan sang idola walaupun hanya menonton dari rumah. Karena hal tersebut, walaupun dilakukan secara virtual, penonton akan lebih tertarik untuk menonton konser idolanya. Plus point nya adalah penonton dapat tetap menerapkan imbauan untuk stay at home sehingga dapat mencegah dan tercegah dari penyebaran virus ini.

Dari informasi diatas, kita dapat mengetahui bahwa perkembangan AR dan VR ternyata dapat sangat berguna bagi manusia. AR dan VR tidak lagi hanya digunakan untuk membantu tiap orang secara individual tetapi juga secara bersamaan. Terkhususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini, AR dan VR ternyata banyak dimanfaatkan dalam konser-konser virtual yang mana dapat membuat tiap orang menjadi lebih peka terhadap kehadiran dan pemanfaatan kedua teknologi ini dalam kehidupan masa kini.

Sumber:
http://solmet.kemdikbud.go.id/?p=2895
https://socs.binus.ac.id/2018/11/29/virtual-reality/

https://www.antaranews.com/berita/1924688/hal-menarik-soal-konser-big-hit-akhir-2020-kolaborasi-hingga-kritik

Leave a Reply